Sebuah tema yang diangkat oleh Ustadz drh Sri Widodo Ketua Dakwah Komunitas Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Blitar pada Kajian sebelum salat tarawih di masjid attaqwa Muhammadiyah kota Blitar, pada hari : sabtu, tanggal: 13 Ramadhan 1445 H , bertepatan dengan tanggal 24 Maret 2023.
Pada awal ceramahnya drh Sri Widodo membacakan QS Al Isra' (17): 23
وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا
"Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik."
Merupakan firman Allah yang memerintahkan bahwa kita tidak boleh menyekutukan Allah dan dan harus berbuat baik kepada ibu bapak.
Menurut Hadist yang berbunyi
رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ, وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ
"Ridho Allah subhanahu wa ta'ala tergantung ridho kedua orang tua dan kemurkaaan Allah SWT tergantung dari kemurkaan orang tua"
Hadis tersebut menjelaskan agar seorang anak mematuhi dan berbakti kepada orang tua sebagai anak juga dianjurkan untuk menghindari perkataan kasar dan nada tinggi pada orang tua untuk menghindari kemurkaan mereka dan Allah SWT.
Contoh seorang anak yang berbakti kepada ibunya hanya untuk mencari ridha ibunya. Imam Syafi'i yang waktu masih kecil mencari ilmu ke Madinah, walaupun semua ilmu Sudah dipelajari dan dimengerti maka beliau tidak mau pulang ke Mekah karena belum disuruh pulang oleh ibunya dan kemudian mencari ilmu di Irak. Karena kepandaiannya semua ilmu sudah dipelajari dari mengerti bahkan disuruh mengajar. Santrinya semakin lama bertambah banyak.
Di Kota Mekah ibunya hampir setiap tahun berhaji, pada waktu itu ada seorang ulama yang memberi tausiyah dan menyebutkan nama Muhammad bin Idris asyafi'i,sampai tiga kali. Kemudian ibunya menanyakan siapa ulama yang disebut tersebut ternyata anaknya sendiri kemudian ibunya berpesan bahwa Imam Syafi'i boleh pulang. Oleh santrinya diberikan unta yang banyak harta benda uang untuk bekal pulang ke Mekah. Sampai di perbatasan Imam Syafi'i menyuruh santrinya untuk menemui ibunya, tetapi santrinya bilang kalau membawa unta dan harta yang banyak. Spontan ibunya marah dan Imam Syafi'i belum boleh pulang. Kemudian harta benda unta dikasihkan fakir miskin di Mekah tinggal kitabnya saja kemudian diijinkan untuk pulung.
Dari kisah tersebut bisa diambil hikmahnya bahwa Imam Syafi'i ulama yang besar masih tunduk dan taat kepada Perintah ibunya.
Kisah ibu marah mendoakan anaknya
- Al Qomah yang tidak bisa mengucapkan kalimat tauhid karena ibunya marah dan tidak memaafkan yang disebabkan oleh al Qomah lebih memilih istrinya daripada ibunya. Walaupun setelah mau dibakar ibunya memaafkan.
- Juraij Al Abid adalah seorang yang taat beribadah, pada waktu salat sunnah dia dipanggil ibunya sampai tiga kali tapi Juraij memilih meneruskan salatnya, ibunya marah dan mendoakan sebelum anaknya mati akan difitnah berbuat zina dan benar terjadi ada seorang hamil yang mengaku anaknya Juraij Al Abid
- Syekh Abdurrahman as Sudais, Waktu ibunya akan menerima disiapkan hidangan tetapi oleh syekh as Sudais kecil diberi pasir kemudian ibunya marah dan mengatakan Abdurahman pergilah menjadi iman masjidil haram dan Alhamdulillah dikabulkan oleh Allah.
Dari beberapa kisah tersebut bisa diambil hikmahnya memang Ridha Allah tergantung ridho orang tuanya terutama ibu, walaupun marah tetap mudah dikabulkan oleh Allah. Karena pada waktu marah antara ucapan hati dan perbuatan sama, maka sangat mudah dikabulkan. Perlu seingat terutama oleh para ibu kalau waktu marah doakan atau berkata yang baik untuk anaknya.
Kalau sudah terjadi anaknya bermasalah misalnya kecanduan HP, Game dan narkoba , pergaulan bebas dan lain-lain . Orang tua tidak boleh hanya menyalahkan anaknya tapi harus intropeksi kemungkinan doa ibunya waktu marah berdoa atau bicara yang jelek untuk anaknya tersebut. Yang paling penting orang tua harus ridha, ikhlas menerima cobaan tersebut, selalu beristighfar memintakan maaf anaknya kepada Allah, dan dengan sabar dan salat sebagai penolongnya.
Penulis :
drh. Sri Widodo
Ketua LDK PDM Kota Blitar
Editor :
Bima Purwidya
0 Komentar